Kiri ke kanan: Kholis berfoto bersama Direktur KLSD sekaligus Direktur PNM Muhamad Fajar Subkhan; Atase Pendidikan Kedutaan Besar Indonesia di Inggris Prof Khairul Munadi; dan Director of Research Engagement Coventry University Prof Benny Tjahjono di depan Coventry University. Foto: Dok.Pribadi Peserta
PNM – Dosen Program Studi Teknologi Rekayasa Otomotif (TERO) Politeknik Negeri Madiun (PNM), Kholis Nur Faizin, S.Pd., M.T., berhasil lolos seleksi dan berkesempatan mengikuti program pelatihan bertajuk “Visionary Management Bootcamp for Vocational University Leaders” di Coventry University, Inggris. Program pelatihan profesional yang digelar oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya (KLSD) serta didanai oleh LPDP tersebut berlangsung selama tiga minggu, mulai tanggal 27 November sampai 15 Desember 2023.
Termasuk Kholis, 12 dosen dari berbagai perguruan tinggi vokasi (PTV) di Indonesia telah mengikuti seleksi ketat sebelum terpilih untuk mengikuti pelatihan tersebut. Di antara 12 peserta, dua peserta juga menjabat sebagai direktur dari PTV di Indonesia.
Pelatihan bertajuk “Visionary Management Bootcamp for Vocational University Leaders” tersebut memiliki target utama guna memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh future leader untuk mengidentifikasi tren baru, mengantisipasi perubahan dan mengembangkan visi mereka. Sedang pelatihannya sendiri disampaikan melalui kombinasi pengajaran tatap muka, diskusi kelompok, studi kasus, dan sesi tatap muka dengan tim Senior Management dan pemangku kepentingan Coventry University.
Peserta pelatihan berfoto bersama Director of Research Engagement Coventry University, Direktur KLSD sekaligus Direktur PNM dan Atase Pendidikan Kedutaan Besar Indonesia di Inggris. Foto: Dok. Pribadi Peserta
Lewat pelatihan tersebut para peserta diajari keterampilan manajemen guna menumbuhkan budaya inovatif, sikap positif, dan pembangunan berkelanjutan. Semua itu bertujuan untuk memberikan kontribusi dalam membangun perguruan tinggi vokasi (PTV) yang kompetitif secara global.
Pembelajaran di Coventry University
Menurut Kholis, Leadership Bootcampyang khusus dikembangkan oleh Coventry University inimemungkinkan para peserta pelatihan dapat merasakan kegiatan belajar sambil bekerja dengan industri. Hal itu tidak terlepas dari koneksi yang kuat antara Coventry University dengan berbagai industri di Inggris sehingga peserta pun dapat berinteraksi dan belajar secara langsung dari pakar industri guna mendapat informasi berharga perihal bisnis mereka.
Lebih lanjut, beberapa topik pembelajaran yang diberikan dalam pelatihan tersebut meliputi peramalan teknologi, pemikiran desain, inovasi, kreativitas, dan perencanaan strategis. Selain itu peserta juga mendapatkan materi terkait analisa masalah dengan problem treedan perumusan visi dengan objective tree.
Analisa masalah dengan problem tree yakni pendekatan visual yang membantu dalam memahami akar penyebab suatu masalah dengan lebih sistematis. Sedang perumusan visi dengan objective tree yaitu menyusun hierarki tujuan yang lebih terperinci dari tujuan utama ke tujuan-tujuan yang lebih spesifik. Kedua hal itu memungkinkan pemangku kepentingan khususnya pihak kampus guna memahami hubungan antara tujuan-tujuan yang berbeda dan merencanakan tindakan yang sesuai untuk mencapainya.
Peserta pelatihan saat industrial visit ke AMI. Foto: Dok.Pribadi Peserta
Tak hanya itu, peserta juga mendapat materi terkait transition theory,yakni teori transisi dalam konteks perubahan menjadi politeknik yang berbadan hukum mengacu pada proses transformasi dari lembaga pendidikan yang tidak memiliki status hukum menjadi entitas hukum yang diatur oleh undang-undang atau peraturan tertentu, multi-level perspective,x-curve yaitu Kurva Kematangan (Maturity Curve) dan Kurva Pembelajaran (Learning Curve).
Kurva Kematangan (Maturity Curve) dalam konteks lembaga pendidikan, terutama politeknik atau institusi pendidikan tinggi, konsep “x-curve” bisa merujuk pada kurva kematangan (maturity curve). Kurva ini mencerminkan perjalanan perkembangan lembaga pendidikan dari tahap awal menuju tahap kematangan atau kedewasaan. Sedang Kurva Pembelajaran (Learning Curve) merupakan konsep lain yang mungkin terkait dengan politeknik berbadan hukum.
Mengunjungi Berbagai Industri di Inggris
Sebagai bagian dari program pelatihan, Kholis dan peserta lainnya pun mengikuti industrial visit. Kunjungan tersebut di antaranya ke Institute of Advanced Manufacturing and Engineering (AME). AME adalah salah satu pusat riset Coventry yang bekerjasama dengan Unipart untuk melakukan penelitian dan hilirisasi baterai untuk mobil listrik serta manufaktur komponen otomotif menggunakan peralatan canggih, seperti 3D printing logam dan non-logam.
Kholis berfoto dengan mobil Mini Cooper saat industrial visit ke pabril mobil Mini Cooper. Foto: Dok. Pribadi Peserta
Usai ke AME, kunjungan juga dilakukan ke Manufacturing Technology Centre(MTC). MTC merupakan salah satu lembaga penelitian milik pemerintah Inggris yang sekaligus menjadi lembaga pelatihan untuk siswa lulusan SMA yang ingin langsung bekerja di industri yang dibiayai oleh pemerintah Inggris melalui skema apprenticeship (kerja magang).
Menurut Kholis terdapat pelajaran menarik dari kunjungan ke MTC tersebut, yakni terkait bagaimana MTC melakukan pendidikan vokasi yang didanai oleh industri sehingga bisa menjadi solusi jitu pemerintah Inggris untuk menghasilkan tenaga kerja siap pakai yang produktif dan mengurangi pengangguran.
Serta terakhir yakni kunjungan ke pabrik mobil Mini Cooper dan motor gede (moge) Triumph. Kholis menyampaikan bahwa dari Mini Cooper para peserta mendapatkan berbagai macam pengetahuan tentang interaksi antara robot dan manusia untuk menghasilkan produk yang presisi dan berkualitas tinggi.
Peserta pelatihan berfoto bersama saat industrial visit ke MTC. Foto: Dok. Pribadi Peserta
Lebih lanjut, dari kunjungan ke Triumph Kholis menyebutkan bahwa peserta dapat belajar bagaimana produksi motor dilakukan dengan paduan craft manufacturing dan teknologi mutakhir, mulai dari pengecatan tangki, rangka, sampai perakitan yang dilakukan oleh engineer profesional menggunakan hand-crafting method. Hal tersebut menunjukkan bahwa seni juga menjadi bagian dari sebuah proses manufaktur.
Perbedaan Cuaca dan Harapan untuk Politeknik Negeri Madiun
Ditanya terkait pengalaman menarik selama di Inggris, dosen yang pada tahun 2019 pernah mengikuti pelatihan internasional yang berfokus pada energi terbarukan di Vanhall University di Leewarden, Belanda ini bercerita terkait perubahan cuaca yang cukup ekstrem. Menurut Kholis, pada tanggal 6 Desember suhu udara di Inggris sempat berada pada posisi minus hingga 2 derajat celcius.
“Turun salju jam 2 malam hingga pagi, harus pakai jaket tebal, long john, dan plembap bibir. Kalau tidak bibir akan pecah-pecah dan berdarah.”
Meski sempat mengalami kendala dengan cuaca, Kholis menyambut baik pelatihan tersebut dan mengungkapkan manfaat yang didapatkan. Menurutnya, program pelatihan di Coventry University ini sangat bermanfaat karena tidak hanya membekali peserta dengan keterampilan untuk menjadi pemimpin masa depan, tetapi juga membina hubungan antara kampus vokasi di Indonesia dan institusi ternama di luar negeri.
Peserta saat industrial visit. Foto: Dok. Pribadi Peserta
Terkait hal tersebut, melansir vokasi.kemdikbud.go.id, Prof. Benny Tjahjono selaku pakar Sustainability dan Supply Chain Management dan Director of Research Engagementdi Conventry University menyebutkan bahwa pihaknya merancang program pelatihan untuk memberi kesempatan kepada peserta berinteraksi langsung dengan leader di Coventry University dan industri-industri kelas dunia di Inggris.Dengan pengalaman berinteraksi dengan world-class company dan research centre tersebut, diharapkan para peserta dapat mengembangkan keterampilan mereka sebagai leader.
Masih dari sumber yang sama, Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Vokasi, Muhamad Fajar Subkhan,S.T., M.T. berharap pelatihan tersebut dapat membuka peluang kerja sama lanjutan antara PTV dan perguruan tinggi di Inggris, khususnya Coventry University. Misalnya seperti kerja sama penelitian.
Kholis saat industrial visit ke pabrik motor gede (moge) Triumph. Foto: Dok. Pribadi Peserta
Secara khusus, Kholis dan 11 peserta pelatihan dari 9 PTV lain juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Direktur Politeknik Negeri Madiun sekaligus Direktur KLSD Muhamad Fajar Subkhan, S.T., M.T., yang sempatmeninjau sekaligus melakukan monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan bootcamp di Coventry University. Menurut Kholis, para peserta juga berharap agar program pelatihan seperti ini dapat menjadi bagian integral dari agenda Direktorat KLSD ke depannyakarena manfaat yang diperoleh sangat berharga.
Kholis pun berharap ke depannya akan ada MOU antara PNM dan kampus di luar negeri terkait join riset. Juga terkait penerimaan potential PhD student bagi dosen di PNM di kampus luar negeri, penerimaan master degree program bagi alumni PNM di kampus luar negeri, serta adanya kerja sama bilateral antara politeknik dan kampus luar negeri menuju kampus internasional. *(Kholis/Tim HumasPIP PNM)
Peserta saat pelatihan di Coventry University. Foto: Dok. Pribadi Peserta
Peserta saat pelatihan di Coventry University. Foto: Dok. Pribadi Peserta
Peserta berfoto bersama saat pelatihan di Coventry University. Foto: Dok. Pribadi Peserta
Cerita Kholis Nur Faizin Dosen Teknologi Rekayasa Otomotif PNM Usai Ikut Leadership Bootcamp di Inggris
Kiri ke kanan: Kholis berfoto bersama Direktur KLSD sekaligus Direktur PNM Muhamad Fajar Subkhan; Atase Pendidikan Kedutaan Besar Indonesia di Inggris Prof Khairul Munadi; dan Director of Research Engagement Coventry University Prof Benny Tjahjono di depan Coventry University. Foto: Dok.Pribadi Peserta
PNM – Dosen Program Studi Teknologi Rekayasa Otomotif (TERO) Politeknik Negeri Madiun (PNM), Kholis Nur Faizin, S.Pd., M.T., berhasil lolos seleksi dan berkesempatan mengikuti program pelatihan bertajuk “Visionary Management Bootcamp for Vocational University Leaders” di Coventry University, Inggris. Program pelatihan profesional yang digelar oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya (KLSD) serta didanai oleh LPDP tersebut berlangsung selama tiga minggu, mulai tanggal 27 November sampai 15 Desember 2023.
Termasuk Kholis, 12 dosen dari berbagai perguruan tinggi vokasi (PTV) di Indonesia telah mengikuti seleksi ketat sebelum terpilih untuk mengikuti pelatihan tersebut. Di antara 12 peserta, dua peserta juga menjabat sebagai direktur dari PTV di Indonesia.
Pelatihan bertajuk “Visionary Management Bootcamp for Vocational University Leaders” tersebut memiliki target utama guna memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh future leader untuk mengidentifikasi tren baru, mengantisipasi perubahan dan mengembangkan visi mereka. Sedang pelatihannya sendiri disampaikan melalui kombinasi pengajaran tatap muka, diskusi kelompok, studi kasus, dan sesi tatap muka dengan tim Senior Management dan pemangku kepentingan Coventry University.
Peserta pelatihan berfoto bersama Director of Research Engagement Coventry University, Direktur KLSD sekaligus Direktur PNM dan Atase Pendidikan Kedutaan Besar Indonesia di Inggris. Foto: Dok. Pribadi Peserta
Lewat pelatihan tersebut para peserta diajari keterampilan manajemen guna menumbuhkan budaya inovatif, sikap positif, dan pembangunan berkelanjutan. Semua itu bertujuan untuk memberikan kontribusi dalam membangun perguruan tinggi vokasi (PTV) yang kompetitif secara global.
Pembelajaran di Coventry University
Menurut Kholis, Leadership Bootcampyang khusus dikembangkan oleh Coventry University inimemungkinkan para peserta pelatihan dapat merasakan kegiatan belajar sambil bekerja dengan industri. Hal itu tidak terlepas dari koneksi yang kuat antara Coventry University dengan berbagai industri di Inggris sehingga peserta pun dapat berinteraksi dan belajar secara langsung dari pakar industri guna mendapat informasi berharga perihal bisnis mereka.
Lebih lanjut, beberapa topik pembelajaran yang diberikan dalam pelatihan tersebut meliputi peramalan teknologi, pemikiran desain, inovasi, kreativitas, dan perencanaan strategis. Selain itu peserta juga mendapatkan materi terkait analisa masalah dengan problem treedan perumusan visi dengan objective tree.
Analisa masalah dengan problem tree yakni pendekatan visual yang membantu dalam memahami akar penyebab suatu masalah dengan lebih sistematis. Sedang perumusan visi dengan objective tree yaitu menyusun hierarki tujuan yang lebih terperinci dari tujuan utama ke tujuan-tujuan yang lebih spesifik. Kedua hal itu memungkinkan pemangku kepentingan khususnya pihak kampus guna memahami hubungan antara tujuan-tujuan yang berbeda dan merencanakan tindakan yang sesuai untuk mencapainya.
Peserta pelatihan saat industrial visit ke AMI. Foto: Dok.Pribadi Peserta
Tak hanya itu, peserta juga mendapat materi terkait transition theory,yakni teori transisi dalam konteks perubahan menjadi politeknik yang berbadan hukum mengacu pada proses transformasi dari lembaga pendidikan yang tidak memiliki status hukum menjadi entitas hukum yang diatur oleh undang-undang atau peraturan tertentu, multi-level perspective,x-curve yaitu Kurva Kematangan (Maturity Curve) dan Kurva Pembelajaran (Learning Curve).
Kurva Kematangan (Maturity Curve) dalam konteks lembaga pendidikan, terutama politeknik atau institusi pendidikan tinggi, konsep “x-curve” bisa merujuk pada kurva kematangan (maturity curve). Kurva ini mencerminkan perjalanan perkembangan lembaga pendidikan dari tahap awal menuju tahap kematangan atau kedewasaan. Sedang Kurva Pembelajaran (Learning Curve) merupakan konsep lain yang mungkin terkait dengan politeknik berbadan hukum.
Mengunjungi Berbagai Industri di Inggris
Sebagai bagian dari program pelatihan, Kholis dan peserta lainnya pun mengikuti industrial visit. Kunjungan tersebut di antaranya ke Institute of Advanced Manufacturing and Engineering (AME). AME adalah salah satu pusat riset Coventry yang bekerjasama dengan Unipart untuk melakukan penelitian dan hilirisasi baterai untuk mobil listrik serta manufaktur komponen otomotif menggunakan peralatan canggih, seperti 3D printing logam dan non-logam.
Kholis berfoto dengan mobil Mini Cooper saat industrial visit ke pabril mobil Mini Cooper. Foto: Dok. Pribadi Peserta
Usai ke AME, kunjungan juga dilakukan ke Manufacturing Technology Centre(MTC). MTC merupakan salah satu lembaga penelitian milik pemerintah Inggris yang sekaligus menjadi lembaga pelatihan untuk siswa lulusan SMA yang ingin langsung bekerja di industri yang dibiayai oleh pemerintah Inggris melalui skema apprenticeship (kerja magang).
Menurut Kholis terdapat pelajaran menarik dari kunjungan ke MTC tersebut, yakni terkait bagaimana MTC melakukan pendidikan vokasi yang didanai oleh industri sehingga bisa menjadi solusi jitu pemerintah Inggris untuk menghasilkan tenaga kerja siap pakai yang produktif dan mengurangi pengangguran.
Serta terakhir yakni kunjungan ke pabrik mobil Mini Cooper dan motor gede (moge) Triumph. Kholis menyampaikan bahwa dari Mini Cooper para peserta mendapatkan berbagai macam pengetahuan tentang interaksi antara robot dan manusia untuk menghasilkan produk yang presisi dan berkualitas tinggi.
Peserta pelatihan berfoto bersama saat industrial visit ke MTC. Foto: Dok. Pribadi Peserta
Lebih lanjut, dari kunjungan ke Triumph Kholis menyebutkan bahwa peserta dapat belajar bagaimana produksi motor dilakukan dengan paduan craft manufacturing dan teknologi mutakhir, mulai dari pengecatan tangki, rangka, sampai perakitan yang dilakukan oleh engineer profesional menggunakan hand-crafting method. Hal tersebut menunjukkan bahwa seni juga menjadi bagian dari sebuah proses manufaktur.
Perbedaan Cuaca dan Harapan untuk Politeknik Negeri Madiun
Ditanya terkait pengalaman menarik selama di Inggris, dosen yang pada tahun 2019 pernah mengikuti pelatihan internasional yang berfokus pada energi terbarukan di Vanhall University di Leewarden, Belanda ini bercerita terkait perubahan cuaca yang cukup ekstrem. Menurut Kholis, pada tanggal 6 Desember suhu udara di Inggris sempat berada pada posisi minus hingga 2 derajat celcius.
“Turun salju jam 2 malam hingga pagi, harus pakai jaket tebal, long john, dan plembap bibir. Kalau tidak bibir akan pecah-pecah dan berdarah.”
Meski sempat mengalami kendala dengan cuaca, Kholis menyambut baik pelatihan tersebut dan mengungkapkan manfaat yang didapatkan. Menurutnya, program pelatihan di Coventry University ini sangat bermanfaat karena tidak hanya membekali peserta dengan keterampilan untuk menjadi pemimpin masa depan, tetapi juga membina hubungan antara kampus vokasi di Indonesia dan institusi ternama di luar negeri.
Peserta saat industrial visit. Foto: Dok. Pribadi Peserta
Terkait hal tersebut, melansir vokasi.kemdikbud.go.id, Prof. Benny Tjahjono selaku pakar Sustainability dan Supply Chain Management dan Director of Research Engagementdi Conventry University menyebutkan bahwa pihaknya merancang program pelatihan untuk memberi kesempatan kepada peserta berinteraksi langsung dengan leader di Coventry University dan industri-industri kelas dunia di Inggris.Dengan pengalaman berinteraksi dengan world-class company dan research centre tersebut, diharapkan para peserta dapat mengembangkan keterampilan mereka sebagai leader.
Masih dari sumber yang sama, Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Vokasi, Muhamad Fajar Subkhan,S.T., M.T. berharap pelatihan tersebut dapat membuka peluang kerja sama lanjutan antara PTV dan perguruan tinggi di Inggris, khususnya Coventry University. Misalnya seperti kerja sama penelitian.
Kholis saat industrial visit ke pabrik motor gede (moge) Triumph. Foto: Dok. Pribadi Peserta
Secara khusus, Kholis dan 11 peserta pelatihan dari 9 PTV lain juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Direktur Politeknik Negeri Madiun sekaligus Direktur KLSD Muhamad Fajar Subkhan, S.T., M.T., yang sempatmeninjau sekaligus melakukan monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan bootcamp di Coventry University. Menurut Kholis, para peserta juga berharap agar program pelatihan seperti ini dapat menjadi bagian integral dari agenda Direktorat KLSD ke depannyakarena manfaat yang diperoleh sangat berharga.
Kholis pun berharap ke depannya akan ada MOU antara PNM dan kampus di luar negeri terkait join riset. Juga terkait penerimaan potential PhD student bagi dosen di PNM di kampus luar negeri, penerimaan master degree program bagi alumni PNM di kampus luar negeri, serta adanya kerja sama bilateral antara politeknik dan kampus luar negeri menuju kampus internasional. *(Kholis/Tim HumasPIP PNM)
Peserta saat pelatihan di Coventry University. Foto: Dok. Pribadi Peserta
Peserta berfoto bersama saat pelatihan di Coventry University. Foto: Dok. Pribadi Peserta
Peserta saat pelatihan di Coventry University. Foto: Dok. Pribadi Peserta